Setelah ia berunding dengan rakyat, ia mengangkat orang-orang yang akan menyanyi nyanyian untuk Tuhan dan memuji Tuhan dalam pakaian kudus yang semarak pada waktu mereka keluar di muka orang-orang bersenjata, sambil berkata: ”Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi Tuhan, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!”
2 Tawarikh 20:21, TB
Ketika musuh di hadapan kita terlihat begitu banyak, dan tidak mungkin untuk dikalahkan, apakah kita akan sibuk mencari pertolongan ke kanan kiri, telepon ke kanan kiri, browsing internet mencari semua informasi yang tersedia?
Ketika musuh yang dihadapi Yosafat terlihat begitu banyak, Yosafat mencari Tuhan dan Tuhan menyuruhnya untuk diam.
Apakah berarti Yosafat tidak melakukan apa-apa? Tentu tidak.
Rest bukan tidak melakukan apa-apa. Rest adalah aktivitas yang dituntun oleh Roh. Di ayat ini, Yosafat mengumpulkan pemuji untuk berjalan di hadapan para tentaranya. Aneh bukan?
Perhatikan apa saja yang dinyanyikan oleh para pemuji itu. Mereka menyanyikan syukur atas kasih setia Tuhan!
Kasih setia dalam bahasa aslinya adalah hesed. Hesed adalah kasih karunia. Mereka menyanyikan syukur atas kasih karunia Tuhan!
Saat kita rest, mari kita perkatakan, kita kumandangkan tentang kasih karunia-Nya. Kita naikkan syukur tentang betapa Dia mengasihi kita dan betapa besar kemurahan serta kebaikan-Nya untuk kita.
Dia yang akan menyediakan bagi kita di hadapan para lawan kita.
Dengan hati percaya, dengan mulut kita mengucapkan, dan keselamatan itu akan terjadi dalam hidup kita. Kemenangan ada di pihak kita. Amin!
Sumber: Bethesda Church Devotional, 14 Mei 2022